Kegiatan tersebut dihadiri
Penghulu, Penyuluh Agama dan Staf KUA Ujung. Sebanyak 28 jemaah terdiri dari 21
perempuan dan 7 laki-laki terlihat hadir mengikuti seluruh rangkaian pembukaan
pra-manasik yang kali ini mengusung tema “Haji Ramah Lansia dan
Disabilitas".
Dalam sambutannya, Kepala KUA
Ujung, Sabrullah menegaskan bahwa pendampingan ini bertujuan untuk menyegarkan
kembali pemahaman para jemaah terkait tata cara ibadah haji, khususnya bagi
lansia dan penyandang disabilitas.
Lebih lanjut ia juga menyampaikan
pentingnya memahami tata cara salat qasar, salat safar, dan terutama salat
jenazah. "Salat jenazah merupakan bagian yang sangat penting, karena di
tanah suci hampir setiap kali melaksanakan salat fardu, kita juga akan
mendirikan salat jenazah,"jelasnya.
Program pendampingan ini
dilaksanakan dalam delapan sesi, dimulai dengan pre-test menggunakan aplikasi
Google Form untuk mengukur tingkat pemahaman awal peserta, dan diakhiri dengan
evaluasi melalui post-test. Materi yang diajarkan meliputi tata cara membaca
Al-Qur'an, wudu, tayamum, rukun salat, salat jamak qasar, salat safar, rukun
Islam, tata cara salat jenazah, serta pengenalan budaya Arab dan bahasa
Indonesia.
Seluruh materi dirancang agar
mudah dipahami oleh lansia dan disabilitas, dengan panduan langsung dari
penyuluh agama Islam dan penghulu berpengalaman. Kegiatan ini diharapkan dapat
membekali peserta secara komprehensif, baik secara mental, spiritual, maupun
fisik, untuk menjalankan ibadah haji dengan lancar.
Nurmi, salah satu peserta,
mengungkapkan rasa syukur dan antusiasmenya terhadap program ini. Ia
menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat membantu, terutama bagi masyarakat awam,
dalam mempersiapkan diri menjalankan ibadah haji. "Semoga kegiatan seperti
ini terus dilaksanakan, karena sangat bermanfaat untuk kami," ujarnya.
Ketua Panitia, Suardi, juga
menyampaikan harapannya agar program ini menjadi bekal yang berharga bagi calon
jemaah dalam menjalankan ibadah haji secara lebih khusyuk.
Senada dengan itu, Zaenal Abidin,
selaku Koordinator Panitia, menambahkan bahwa pendampingan ini tidak hanya
memperluas wawasan keagamaan peserta, tetapi juga mendukung digitalisasi
pembelajaran, sesuai dengan program unggulan Kementerian Agama.
Dengan tema inklusif yang
diusung, program ini diharapkan mampu memberikan pengalaman ibadah yang ramah,
nyaman, dan menyeluruh bagi seluruh peserta, khususnya lansia dan penyandang
disabilitas.(Sd/Wn)