Parepare, JournalisSantri.Com - Bulan Hijriah adalah identik didalamnya hari Asyura yang bermakna 10 muharram. Dalam Islam 10 Muharram adalah momentum istimewa dan syarat dengan sejarah-sejarah para nabi.
Dalam riwayat beberapa peristiwa yang terjadi pada nabi. Seperti Nabi Adam as diterima taubatnya tepatnya di 10 Muharram, berlabuhnya perahu Nabi Nuh as pada 10 Muharram, Nabi Yunus as dikeluarkan dari perut ikan di 10 Muharram. Nabi Ibrahim bebas dari kejaran Fir'aun juga di 10 Muharram.
ÙˆَÙ„َÙ‚َدْ Ù†َجَّÙŠْÙ†َا بَÙ†ِÙ‰ٓ Ø¥ِسْرٰٓØ¡ِيلَ Ù…ِÙ†َ الْعَØ°َابِ الْÙ…ُÙ‡ِينِ
"Dan sesungguhnya telah Kami selamatkan Bani Israil dari siksa yang menghinakan" (QS Ad-Dukhan: 30)
Di dalam tafsir ringkas Kemenag RI, Asbabul Nuzul Allah yaitu menyelamatkan Nabi Musa as dari kejaran Fir'aun yang tidak menerima nasehat dari Nabi Musa as, yang sebagai anak angkat dari Fir'aun dan bahkan dengan segala hal kesombongan Fir'aun mengatakan diri sebagai Tuhan, hingga akhirnya Fir'aun di tenggelamkan di laut merah oleh Allah SWT tepat di bulan Asyura.
Ummat Islam mengisi salah satu hari mulia ini yang juga bertepatan dengan hari Jum'at atau Sayyidul Ayyam, dengan menggelar do'a dan melaksanakan puasa Asyura, ada pula mengisi malam-malam Asyura dengan penyucian jiwa dengan zikir dan lain- lain.
Kaum muslimin di Indonesia, melalui ajaran para ulama menyebarkan Islam di setiap daerah memperingati Asyura dengan berbagai macam cara yang unik yang memadukan nilai-nilai kearifan lokal.
Dengan menggelar arak-arakan sambil membawa tumpeng dan berbagai buah-buahan sebagai bentuk syukur kepada tuhan, ada yang belanja alat alat dapur di pasar. Ada Pula yang membagikan bubur kacang hijau dalam 7 bahan baku, sebagai salah satu ibadah sosial dalam masyarakat.
Di Sulawesi Barat oleh ulama di jadikan Amaliah dihari Asyura dengan membuat kue tradisional sebanyak 7 buah dan disuguhkan diatas baki lalu di doakan oleh imam dengan khas baca-baca Asyura yang di lakukan oleh setiap rumah.
Makna dari 7 macam kue tersebut adalah merupakan angka yang istimewa dalam Islam, ayat yang menjadi Ummul Qur'an dikenal juga dengan istilah "As-Sab'ul Matsani" yaitu tujuh ayat yang berulang ulang (QS. Al-Hijr:87), tujuh lapis langit (QS. An Naba) dan kami membangun diatas kamu tujuh (lagit) yang kokoh, dan lain-lain.
Hal yang seperti inilah yang harus dipahami oleh masyarakat adanya budaya seperti ini, syarat dan makna yang terkandung didalamnya.
Oleh: Nurdin, S.Pd.I, M.Pd (Dosen STAI DDI Parepare/Wakil ketua Bidang Kemahasiswaan Kerjasama dan Alumni)